Beberapa jam sebelum pesta, mereka mendatangi Billy (Tyo). Sutradara klip ini merekomendasikan tempat paling “pas” untuk party, sebuah diskotek. Menit-menit pertama di lantai dansa terasa menyenangkan. Mereka tidak menyadari bahaya yang disimpan Billy.
Satu per satu gelas para cewek disisipi pil. Sherry digiring Billy ke bilik bersama pria paruh baya. Putri dan Tika lebih naas, dijadikan objek video seks, dikerubuti 2 cowok muda (ganteng-ganteng sih).
Dini sedikit beruntung. Di tengah ingar-bingar lampu disko, ia bertemu Ben (Ferry). Ia menganjurkan Dini menyudahi minum-minum. Di salah satu sudut diskotek, seorang reporter, Allan (Alex Abbad) diam-diam mengabadikan adegan demi adegan ketika Sherry cs menyelamatkan diri dari terkaman laki-laki hidung belang.
Jujur, dari sisi naskah, Virgin 3 memperbaiki Virgin 2: Bukan Film Porno (2009). Konsepnya lebih jelas, satu malam mengubah segalanya. Judul kecil ini dijabarkan Cassandra dengan pendekatan ala Panic Room (2002). Yakni, penggalan kisah semalam, yang direntang selama 90 menitan.
Bedanya, Virgin 3 melebar sekitar dua hari. Nayato sadar, penggalan kisah semalam berpotensi bertele-tele, kalau tidak mau dibilang membosankan.
Di tangan Cassandra, film ini memiliki dialog-dialog lebih cerdas. Satu dialog yang membekas, ketika Sharry dan kawan-kawan pilah-pilih baju party. Dini, yang ketergantungan insulin, tidak ingin mengenakan baju superketat.
“Gue enggak mau pakai baju kayak gitu,” kata Dini.
“Ayolah Din, semalam saja,” Sherry membujuk.
“Lo pikir Tuhan bisa libur semalam.”
Dialog berbalut canda ini, menurut kami percakapan paling serius. Faktanya, adegan demi adegan sesudah percakapan ini membuktikan, betapa perkataan Dini benar. Jangankan libur, cuti saja Tuhan tidak pernah melakukan. MataNya selalu awas. Yang diterima Sherry berikutnya, akibat dari pilihan-pilihan hidupnya yang sembrono.
Kalau mau bicara moral, Virgin 3 setidaknya mampu menjelaskan mengapa para cewek pantas menjaga pergaulan. Lebih dari 50 persen film ini berisi akibat. Virgin 3 menggarisbawahi dua pesan yang digariskan pendahulunya.
Virgin (2004) berawal dari premis, ketika keperawanan dipertanyakan. Seri ketiga Virgin memberi jawaban, keperawanan, bagaimana pun kondisinya wajib dipertahankan. Tidak perlu dipertanyakan lagi. Titik...............